Memahami Leukemia Myeloid Akut (AML))
18 Oct, 2023
Leukemia Myeloid Akut (AML) adalah jenis kanker yang dimulai di sumsum tulang, jaringan spons di dalam tulang kita yang bertanggung jawab untuk memproduksi sel darah.. Secara sederhana, ini adalah kanker yang tumbuh cepat dan mempengaruhi darah dan sumsum tulang. Meski terdengar seperti jargon medis, AML cukup signifikan dalam dunia onkologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kanker.
Darah kita seperti kota yang ramai dengan berbagai jenis sel yang memainkan peran tertentu. AML mengganggu keselarasan ini dengan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal secara cepat, sehingga menghambat fungsi normal sel darah. Gangguan ini dapat berdampak besar pada tubuh, menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi.
Ubah Kecantikan Anda, Tingkatkan Kepercayaan Diri Anda
Temukan kosmetik yang tepat prosedur untuk kebutuhan Anda.
Kami berspesialisasi dalam berbagai macam prosedur kosmetik
Jenis:
A. Subtipe leukemia myeloid akut
1. Leukemia Mieloblastik:
Leukemia mieloblastik adalah subtipe AML yang berasal dari sel myeloid yang belum matang di sumsum tulang. Sel -sel ini, yang disebut myeloblas, gagal menjadi sel darah putih normal. Akibatnya, sumsum tulang menjadi ramai dengan sel -sel abnormal ini, yang menyebabkan penurunan produksi sel darah yang sehat. Leukemia myeloblastik ditandai dengan proliferasi myeloblas yang cepat dan sering dikaitkan dengan gejala seperti kelelahan, infeksi, dan memar yang mudah.
2. Leukemia Promielositik:
Leukemia promyelocytic, juga dikenal sebagai leukemia promyelocytic akut (APL), adalah subtipe berbeda dari AML. Pada tipe ini, terjadi pertumbuhan abnormal sel darah putih belum matang yang disebut promyelosit. Salah satu fitur karakteristik APL adalah adanya kelainan kromosom spesifik yang dikenal sebagai translokasi antara kromosom 15 dan 17. APL dianggap sebagai keadaan darurat medis karena peningkatan risiko perdarahan, dan seringkali memerlukan strategi pengobatan khusus, termasuk terapi all-trans retinoic acid (ATRA.
3. Leukemia myelomonocytic:
Leukemia myelomonocytic adalah subtipe yang menunjukkan ciri-ciri sel myeloid dan monocytic. Ini ditandai dengan proliferasi sel abnormal yang memiliki karakteristik myeloblas dan monoblas. Subtipe ini dapat hadir dengan kombinasi gejala yang terkait dengan myeloid dan leukemia monosit. Kehadiran kedua jenis sel tersebut memperumit profil penyakit dan dapat mempengaruhi pendekatan pengobatan.
Prosedur paling populer di India
Penggantian Pinggul
Diskon hingga 80%.
Nilai 90%.
Memuaskan
Penggantian Pinggul
Diskon hingga 80%.
Nilai 90%.
Memuaskan
Penggantian Pinggul
Diskon hingga 80%.
Nilai 90%.
Memuaskan
Penutupan ASD
Diskon hingga 80%.
Nilai 90%.
Memuaskan
Bedah Transplantasi
Diskon hingga 80%.
Nilai 90%.
Memuaskan
Demografi:
A. Distribusi umur:
Leukemia Myeloid Akut (AML) dapat menyerang individu dari berbagai kelompok umur, namun kejadiannya cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. AML lebih sering didiagnosis pada orang dewasa daripada pada anak -anak. Risiko terkena AML meningkat secara signifikan setelah usia 45 tahun, dan insiden tertinggi terjadi pada individu berusia di atas 65. Namun, AML dapat terjadi pada semua usia, termasuk pada anak-anak, meskipun AML pada anak dianggap sebagai entitas terpisah dengan karakteristik berbeda.
B. Prevalensi gender:
AML tidak menunjukkan bias gender yang signifikan, karena dapat mempengaruhi laki-laki dan perempuan. Namun, mungkin ada perbedaan halus dalam kejadian atau karakteristik AML antara jenis kelamin. Beberapa penelitian menunjukkan prevalensi yang sedikit lebih tinggi pada pria, tetapi secara keseluruhan, AML mempengaruhi pria dan wanita di berbagai kelompok umur.
C. Pertimbangan etnis dan geografis:
Insiden AML dapat bervariasi antar kelompok etnis dan wilayah geografis yang berbeda. Beberapa faktor genetik dan lingkungan mungkin berkontribusi terhadap variasi ini. Sebagai contoh, mutasi genetik tertentu yang terkait dengan AML mungkin lebih umum pada populasi etnis tertentu. Selain itu, paparan terhadap faktor risiko lingkungan, seperti bahan kimia atau radiasi tertentu, dapat berbeda-beda di setiap wilayah dan memengaruhi kejadian AML.
Gejala dan Tanda:
A. Gejala umum
- Kelelahan
- Demam
- Penurunan Berat Badan yang Tidak Dapat Dijelaskan
B. Gejala Hematologi
- Anemia
- Mudah Memar
- Peningkatan Kerentanan terhadap Infeksi
Penyebab:
A. Faktor genetik
- Mutasi genetik yang diwariskan
- Kelainan kromosom (mis.G., Sindrom Down)
- Riwayat keluarga leukemia
B. Faktor lingkungan
- Paparan racun tertentu (mis.G., benzena, radiasi)
- Paparan bahan kimia di tempat kerja
- Merokok dan penggunaan tembakau
C. Perawatan kanker sebelumnya
- Terapi radiasi
- Kemoterapi, terutama jenis tertentu
- Transplantasi sumsum tulang atau sel induk sebelumnya
D. Faktor risiko lainnya
- Usia (insiden meningkat seiring bertambahnya usia)
- Jenis kelamin (prevalensi sedikit lebih tinggi pada laki-laki)
- Kelainan darah tertentu (mis.G., Sindrom myelodysplastic)
- Kondisi medis tertentu yang sudah ada sebelumnya (mis.G., anemia aplastik)
Diagnosa:
A. Tes darah:
- Hitung Darah Lengkap (CBC): Dengan menggunakan sampel darah sederhana, CBC menilai kuantitas dan kualitas berbagai komponen darah. Dalam diagnosis AML, ini membantu mengidentifikasi kelainan, seperti jumlah sel darah merah rendah, trombosit rendah, dan jumlah sel darah putih abnormal.
- Apusan Darah Tepi: Teknik diagnostik ini melibatkan pemeriksaan lapisan tipis darah di bawah mikroskop. Apusan darah tepi memungkinkan pemeriksaan visual sel darah, membantu mengidentifikasi bentuk, ukuran, atau kelainan lain yang tidak normal yang mungkin mengindikasikan AML.
B. Biopsi Sumsum Tulang:
Biopsi sumsum tulang melibatkan pengambilan sampel kecil sumsum tulang, biasanya dari tulang pinggul. Prosedur ini memberikan gambaran rinci tentang komposisi sumsum tulang, membantu memastikan diagnosis AML dan menilai sejauh mana keterlibatan penyakit.
C. Analisis sitogenetik:
Analisis sitogenetik melibatkan pemeriksaan kromosom di dalam sel. Dalam AML, kelainan kromosom spesifik dapat menjadi indikasi penyakit. Mengidentifikasi kelainan ini melalui analisis sitogenetik membantu dalam menentukan prognosis dan memandu keputusan pengobatan.
D. Pengujian molekuler:
Pengujian molekuler menyelidiki susunan genetik sel. Dalam AML, tes molekuler dapat mengidentifikasi mutasi atau perubahan spesifik pada gen, memberikan informasi berharga untuk prognosis dan perencanaan pengobatan. Teknik seperti reaksi berantai polimerase (PCR) dan hibridisasi fluoresen in situ (FISH) biasanya digunakan.
Pilihan pengobatan:
A. Kemoterapi:
Kemoterapi adalah pengobatan utama untuk Leukemia Myeloid Akut (AML). Ini melibatkan penggunaan obat-obatan untuk membunuh atau mengendalikan pertumbuhan sel leukemia. Obat-obatan ini biasanya diberikan secara intravena atau oral, dan pengobatannya dapat terdiri dari beberapa siklus. Kemoterapi bertujuan untuk membasmi sel-sel leukemia di seluruh tubuh, termasuk sumsum tulang, dan menginduksi remisi. Kombinasi obat yang berbeda dapat digunakan, dan pilihan rejimen tergantung pada faktor -faktor seperti usia pasien, kesehatan secara keseluruhan, dan karakteristik spesifik sel leukemia
B. Terapi Bertarget:
Terapi bertarget adalah pendekatan yang lebih baru dan tepat untuk mengobati AML. Ini melibatkan penggunaan obat yang secara khusus menargetkan molekul atau jalur tertentu yang terlibat dalam pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel leukemia. Misalnya, obat seperti inhibitor tirosin kinase dapat digunakan untuk menargetkan mutasi genetik spesifik yang ditemukan dalam beberapa kasus AML. Terapi yang ditargetkan seringkali memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan kemoterapi tradisional dan sangat bermanfaat dalam kasus di mana kelainan molekuler tertentu teridentifikasi.
C. Transplantasi Sumsum Tulang:
Transplantasi sumsum tulang, juga dikenal sebagai transplantasi sel induk, mungkin direkomendasikan untuk pasien tertentu dengan AML, terutama mereka yang berisiko tinggi mengalami kekambuhan.. Prosedur ini melibatkan penggantian sumsum tulang yang sakit dengan sel induk sehat dari donor (transplantasi alogenik) atau, dalam beberapa kasus, dari pasien itu sendiri (transplantasi autologous). Tujuannya adalah untuk mengembalikan produksi sel darah normal. Namun, transplantasi sumsum tulang adalah prosedur intensif yang terkait dengan potensi komplikasi, dan kelayakan tergantung pada faktor -faktor seperti usia, kesehatan secara keseluruhan, dan ketersediaan donor yang sesuai.
D. Perawatan Suportif:
Perawatan suportif merupakan bagian integral dari pengobatan AML dan berfokus pada pengelolaan gejala dan efek samping penyakit dan pengobatannya. Ini mungkin termasuk transfusi darah untuk mengatasi anemia dan transfusi trombosit untuk mengatasi gangguan perdarahan. Selain itu, obat -obatan dan intervensi untuk mencegah atau mengelola infeksi sangat penting. Perawatan suportif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien selama dan setelah perawatan dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan individu dari setiap pasien.
Komplikasi:
- Peningkatan kerentanan terhadap infeksi bakteri, virus, dan jamur karena terganggunya fungsi kekebalan tubuh.
- Trombositopenia (jumlah trombosit yang rendah) menyebabkan mudah memar, pendarahan berkepanjangan, dan peningkatan risiko pendarahan.
- Dampak progresif pada organ vital, seperti hati, ginjal, dan paru-paru, akibat infiltrasi sel-sel abnormal.
Komplikasi Terkait Pengobatan:
- Efek buruk kemoterapi, seperti mual, kelelahan, dan potensi masalah jangka panjang seperti kanker sekunder.
Pandangan/Prognosis:
A. Faktor Prognostik:
Prognosis AML bergantung pada faktor-faktor seperti usia, kesehatan secara keseluruhan, mutasi genetik, dan respons pengobatan. Kelainan genetik, seperti mutasi FLT3, dapat mengindikasikan risiko yang lebih tinggi, sedangkan pencapaian remisi merupakan indikator positif.
B. Tingkat Kelangsungan Hidup:
Tingkat kelangsungan hidup AML bervariasi berdasarkan usia, profil genetik, dan subtipe. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun telah meningkat dengan pengobatan lanjutan, namun hasil setiap individu berbeda-beda. Efektivitas pengobatan, mencapai remisi, dan tindak lanjut memainkan peran kunci dalam prognosis.
C. Dampak pengobatan pada prognosis:
Efektivitas pengobatan secara signifikan mempengaruhi prognosis AML. Remisi lengkap setelah pengobatan awal positif, tetapi ada risiko kambuh. Perawatan yang disesuaikan, termasuk terapi dan transplantasi yang ditargetkan, berdampak pada hasil jangka panjang. Pemantauan rutin sangat penting.
Memahami Leukemia Myeloid Akut (AML) memerlukan pengenalan perbedaannya, mulai dari subtipe hingga variasi demografi dan gejala. Menyesuaikan pengobatan dengan interaksi faktor genetik, lingkungan, dan pengobatan sangat penting. Penelitian yang sedang berlangsung dan kemajuan pengobatan yang presisi memberikan harapan bagi terapi yang lebih efektif, sementara kesadaran dan deteksi dini tetap menjadi hal yang terpenting. Upaya terpadu dalam pendidikan dan advokasi sangat penting untuk mengubah hasil AML, menekankan peran penting intervensi tepat waktu dan menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan prospek dalam lanskap yang menantang ini.
Perawatan Kesehatan
Beri diri Anda waktu untuk bersantai
Harga Terendah Dijamin!
Harga Terendah Dijamin!