Beyond the Taboo: Menjelaskan Kanker Vulva
12 Oct, 2023
Kanker vulva, suatu keganasan yang jarang terjadi namun berdampak besar, berasal dari alat kelamin luar wanita. Ini termasuk labia, klitoris, dan pembukaan vagina. Sebagian besar merupakan jenis karsinoma sel skuamosa, penyakit ini menimbulkan tantangan unik bagi individu yang terkena dampaknya. Tinjauan singkat ini memberikan landasan bagi eksplorasi jenis, gejala, penyebab, dan pengobatan yang terkait dengan kanker vulva, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang kondisi yang kompleks dan sering diabaikan ini.
Ubah Kecantikan Anda, Tingkatkan Kepercayaan Diri Anda
Temukan kosmetik yang tepat prosedur untuk kebutuhan Anda.
Kami berspesialisasi dalam berbagai macam prosedur kosmetik
Jenis Kanker Vulva
A. Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker vulva yang paling umum dan mencakup sebagian besar kasus. Biasanya berasal dari sel tipis dan datar yang melapisi permukaan vulva.
B. Adenokarsinoma
Adenokarsinoma adalah bentuk kanker vulva yang lebih jarang terjadi, yang timbul dari sel kelenjar di vulva. Meskipun prevalensinya lebih rendah, penyakit ini menghadirkan tantangan tersendiri dalam diagnosis dan pengobatan dibandingkan dengan karsinoma sel skuamosa.
C. Melanoma
Melanoma pada vulva adalah bentuk kanker langka namun berpotensi agresif yang berkembang dari sel penghasil pigmen (melanosit). Seringkali memerlukan perawatan khusus karena karakteristik dan perilakunya yang unik.
Prosedur paling populer di India
Penggantian Pinggul
Diskon hingga 80%.
Nilai 90%.
Memuaskan
Penggantian Pinggul
Diskon hingga 80%.
Nilai 90%.
Memuaskan
Penggantian Pinggul
Diskon hingga 80%.
Nilai 90%.
Memuaskan
Penutupan ASD
Diskon hingga 80%.
Nilai 90%.
Memuaskan
Bedah Transplantasi
Diskon hingga 80%.
Nilai 90%.
Memuaskan
Gejala dan Tanda
Gejala dan tanda kanker vulva penting untuk dikenali agar dapat dideteksi dini dan diobati dengan cepat. Gejala umum termasuk:
- Gatal atau Terbakar: Rasa gatal atau terbakar yang terus-menerus di area vulva sering kali merupakan salah satu gejala pertama yang diperhatikan.
- Nyeri: Wanita mungkin mengalami nyeri atau ketidaknyamanan di daerah vulva, terutama saat buang air kecil atau saat berhubungan intim.
- Perubahan Kulit: Perubahan kulit vulva, seperti penebalan, perubahan warna (area merah atau putih), atau adanya ruam atau kutil.
- Benjolan atau Pertumbuhan: Benjolan, pertumbuhan, atau maag pada vulva yang tidak sembuh bisa menjadi tanda kanker vulva.
- Pendarahan atau Keputihan: Perdarahan vagina yang tidak biasa atau keputihan yang tidak berhubungan dengan menstruasi bisa menjadi gejalanya.
- Kelembutan: Daerah vulva mungkin menjadi lunak atau bengkak.
- Luka terbuka: Ulkus atau luka yang gigih atau berulang pada vulva yang tidak sembuh dalam beberapa minggu.
- Perubahan Tekstur Kulit: Kulit di sekitar vulva mungkin menjadi lebih kasar atau tebal.
Penyebab
- Infeksi HPV: Penyebab utama kanker vulva adalah infeksi human papillomavirus (HPV) jenis tertentu, terutama strain HPV-16 dan HPV-18. Strain ini dapat menyebabkan perubahan sel pada vulva, yang menyebabkan kanker.
- Penuaan: Risiko kanker vulva meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada wanita berusia di atas 50 tahun. Ini sebagian karena efek kumulatif dari faktor risiko lain dari waktu ke waktu.
- Merokok: Penggunaan tembakau dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker vulva. Merokok mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan kemampuannya untuk melawan infeksi seperti HPV, yang dapat menyebabkan perubahan kanker dalam sel vulva.
- Lichen Sklerosus: Kondisi kulit kronis ini menyebabkan area kulit yang tipis dan tidak merata, biasanya pada vulva. Sementara jinak, itu dapat meningkatkan risiko kanker vulva.
- Imunosupresi: Wanita dengan sistem kekebalan yang melemah, baik karena kondisi seperti HIV/AIDS atau obat -obatan imunosupresif yang diminum setelah transplantasi organ, berisiko lebih tinggi.
- Kondisi Kulit: Kondisi dermatologis kronis atau lama yang mempengaruhi vulva, seperti eksim atau psoriasis, dapat meningkatkan risiko terkena kanker vulva.
Diagnosa
A. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik menyeluruh oleh ahli kesehatan seringkali merupakan langkah awal dalam mendiagnosis kanker vulva. Pemeriksaan ini dapat mencakup inspeksi visual vulva, palpasi daerah, dan penilaian kelainan atau gejala yang tidak biasa yang dilaporkan oleh pasien.
B. Biopsi
Biopsi adalah prosedur diagnostik penting dimana sampel kecil jaringan dikumpulkan dari area vulva untuk analisis laboratorium. Ini membantu mengkonfirmasi keberadaan kanker, mengidentifikasi jenisnya, dan menentukan karakteristiknya, seperti tingkat agresivitas.
C. Tes Pencitraan (CT, MRI)
Tes pencitraan, seperti pemindaian tomografi komputer (CT) dan pencitraan resonansi magnetik (MRI), dapat digunakan untuk menilai sejauh mana kanker, menentukan apakah kanker telah menyebar ke jaringan terdekat atau kelenjar getah bening, dan membantu menentukan stadium penyakit secara keseluruhan.. Tes-tes ini memberikan informasi berharga untuk memandu perencanaan pengobatan.
Perlakuan
A. Operasi
Pembedahan adalah modalitas pengobatan utama untuk kanker vulva. Luasnya pembedahan tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran dan stadium tumor. Prosedur mungkin termasuk:
- Eksisi Lokal Luas: Pengangkatan tumor dan sebagian jaringan sehat di sekitarnya.
- Vulvektomi: Pengangkatan vulva sebagian atau seluruhnya.
- Diseksi Kelenjar Getah Bening: Pengangkatan kelenjar getah bening di dekatnya untuk memeriksa penyebaran kanker.
B. Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk menargetkan dan menghancurkan sel kanker. Sering digunakan setelah operasi untuk menghilangkan sel kanker yang tersisa atau sebagai pengobatan utama dalam kasus di mana pembedahan mungkin tidak cocok. Radiasi balok eksternal atau brachytherapy (radiasi internal) dapat digunakan.
C. Kemoterapi
Kemoterapi melibatkan penggunaan obat-obatan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker. Itu dapat diberikan secara lisan atau intravena. Kemoterapi sering digunakan dalam kasus di mana kanker telah menyebar di luar vulva atau ketika ada risiko kekambuhan yang tinggi.
D. Imunoterapi
Imunoterapi adalah pendekatan baru yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menyerang sel kanker. Meskipun belum menjadi pengobatan standar untuk semua kanker vulva, penelitian yang sedang berlangsung sedang mengeksplorasi potensi imunoterapi dalam kasus -kasus tertentu, terutama untuk penyakit lanjut atau berulang.
Faktor risiko
1. Infeksi HPV: Faktor risiko yang signifikan untuk kanker vulva adalah infeksi dengan jenis papillomavirus manusia tertentu (HPV), terutama HPV-16 dan HPV-18.
2. Usia: Risiko terkena kanker vulva meningkat seiring bertambahnya usia, dan sebagian besar kasus didiagnosis pada wanita di atas usia 50.
3. Merokok: Penggunaan tembakau telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker vulva, karena merokok mempengaruhi kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi HPV.
4. Lichen Sklerosus: Kondisi kulit yang menimbulkan bercak putih tipis pada kulit, biasanya di area genital, dapat meningkatkan risiko kanker vulva.
5. Immunosuppression: Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS atau mereka yang memakai obat imunosupresif setelah transplantasi organ, mempunyai risiko lebih tinggi.
6. Kondisi Kulit: Kondisi kulit kronis atau jangka panjang yang mempengaruhi vulva, seperti eksim atau psoriasis, dapat meningkatkan risikonya.
6. Riwayat pra-kanker serviks atau vagina: Wanita yang pernah menderita prakanker serviks atau vagina (displasia) mempunyai risiko lebih tinggi terkena kanker vulva.
Komplikasi
1. Penyebaran kanker lokal: Kanker vulva dapat meluas ke area terdekat seperti vagina, anus, dan uretra, sehingga mempersulit pengobatan dan prognosis.
2. Limfedema: Setelah operasi atau radiasi, cairan limfatik dapat menumpuk di kaki atau selangkangan, menyebabkan pembengkakan yang menyakitkan.
3. Disfungsi Seksual: Perawatan dapat memengaruhi fungsi seksual, libido, dan citra tubuh, serta berdampak pada kesehatan dan keintiman seksual.
4. Sakit kronis: Nyeri jangka panjang, terutama di daerah panggul atau selama hubungan seksual, dapat dihasilkan dari perawatan.
5. Dampak Psikologis: Dampak emosional dari penanganan kanker vulva dapat mencakup kecemasan, depresi, dan stres.
Komplikasi ini menyoroti pentingnya perawatan komprehensif, termasuk dukungan fisik dan emosional, bagi mereka yang menjalani pengobatan kanker vulva.
Pencegahan
Strategi pencegahan kanker vulva berfokus pada pengurangan faktor risiko dan deteksi dini kondisi prakanker. Berikut beberapa tindakan pencegahan utama:
- Vaksinasi HPV: Karena jenis papillomavirus manusia (HPV) tertentu terkait dengan kanker vulva, vaksinasi terhadap HPV dapat secara signifikan mengurangi risiko.
- Skrining Reguler dan Tes Pap: Pemeriksaan panggul biasa dan tes PAP dapat membantu mendeteksi perubahan dalam vulva yang mungkin menunjukkan kondisi prakekan atau tahap awal kanker.
- Praktik Seksual yang Aman: Menggunakan metode penghalang selama berhubungan seks, seperti kondom, dapat mengurangi risiko infeksi HPV.
- Menghindari Penggunaan Tembakau: Merokok diketahui merupakan faktor risiko kanker vulva. Berhenti merokok dapat menurunkan risikonya.
- Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh yang Sehat: Sistem kekebalan yang kuat dapat melawan infeksi HPV. Hal ini dapat dicapai melalui pola makan seimbang, olahraga teratur, dan tidur yang cukup.
- Pengobatan Segera untuk Kondisi Pra-kanker: Mengobati vulva intraepithelial neoplasia (VIN), kondisi prakekan, dapat mencegah perkembangan kanker vulva.
- Pemantauan dan Pemeriksaan Diri: Pemeriksaan diri secara rutin terhadap area vulva untuk setiap perubahan atau kelainan, dan melaporkannya ke penyedia layanan kesehatan, dapat menyebabkan deteksi dan pengobatan dini.
Tindakan pencegahan ini sangat penting bagi individu yang berisiko lebih tinggi karena faktor-faktor seperti riwayat infeksi HPV atau imunosupresi.
Pandangan/Prognosis
- Tahap di Diagnosis:
- Prognosis kanker vulva dipengaruhi oleh stadium diagnosisnya. Deteksi dini, seringkali pada tahap awal, umumnya menghasilkan prognosis yang lebih menguntungkan.
- Respon terhadap Pengobatan:
- Efektivitas pengobatan memainkan peran penting dalam menentukan prognosis. Intervensi yang tepat waktu dan komprehensif, seperti pembedahan, radiasi, dan kemoterapi, berkontribusi pada hasil positif.
- Perawatan Lanjutan:
- Pemantauan berkelanjutan dan perawatan lanjutan sangat penting pasca perawatan. Pemeriksaan rutin, tes pencitraan, dan penilaian membantu mendeteksi dan mengatasi potensi kekambuhan atau komplikasi.
Kesimpulannya, kanker vulva adalah keganasan yang kompleks dan relatif jarang terjadi sehingga memerlukan pendekatan multidimensi untuk penatalaksanaan yang efektif. Deteksi dini melalui pemantauan gejala secara waspada, ditambah dengan pengobatan yang tepat waktu dan tepat, berdampak signifikan terhadap prognosis. Integrasi tindakan pencegahan, seperti vaksinasi dan perubahan gaya hidup, sangat penting dalam mengurangi risiko. Seiring dengan kemajuan penelitian, pemahaman tentang kanker vulva akan terus berkembang, memberikan harapan akan peningkatan hasil dan kualitas hidup bagi mereka yang terkena dampak kondisi ini.
Perawatan Kesehatan
Beri diri Anda waktu untuk bersantai
Harga Terendah Dijamin!
Harga Terendah Dijamin!